Maafkan Aku Gagal
Aku adalah seorang wanita yang baru melewati usia seperempat abad. Belum genap satu tahun dari resepsi pernikahanku aku sekarang sebentar lagi akan menyandang status baru.
Ini pahit dan sakit, namun memang ini kenyataan yang harus aku rasakan.
Awal oktober aku tahu bahwa suamiku berselingkuh, dengan cerita yang rumit akhirnya akupun tau bahwa dia selingkuh dari akhir Agustus. Aku menikah di bulan Juli 2018 namun kita putuskan untuk mengadakan resepsi di bulan Desember 2018. Karena alasan pekerjaan kamipun belum tinggal bersama, niatnya tunggu sampai lebaran bulan syawal baru akan tinggal bersama. Hari-hari ku lewati ternyata begitu berat, hubungan jarak jauh selepas menikah sangatlah menyiksa ternyata, dan di hari lebaran suamiku ga pulang, sungguh sakit sekali hati ini, puasa dan lebaran pertama bersama pasangan dilewati begitu saja, memang bulan puasa dia pulang tapi dia seperti tak menganggap istimewa, hari pertama di rumah yang artinya adalah buka puasa pertama dengan suami, dia tak mengindahkannya, dia mengikuti acara buka bersama di tetangga. Pilu sekali hatiku. Lalu seminggu sebelum lebaran dia berangkat lagi, aku khawatir begitu juga dengan mertuaku, sebentar lagi lebaran kok berangkat, dan benar saja lebaran dia tak pulang. Segala hal keperluan lebaran yang telah aku sediakan sia-sia, termasuk makanan apapun itu. Aku tidak ber lebaran di rumah mertua, meski saat itu adalah tempat tinggalku aku lebih memilih lebaran di rumah orang tuaku sendiri di rumah. Karna di lebaran haji sebelumnya aku lebaran di rumah mertua dan diapun ga pulang di hari H, baru pulang di hari berikutnya, setiap kali dia mau pulang dari rantaunya selalu penuh drama, susah, alasan demi alasan selalu ada. Tapi memang gada apa-apa, memang di kerjaannya selalu ribet, sebelum akhirnya di akhir Agustus 2019 memang benar dia mulai bermain di belakang. Dia bilang hampa, dia tak memiliki rasa (lagi) padaku, dan memang terbukti dia tak menyentuhku, dia sudah tak mau lagi denganku. Dua minggu setelah lebaran baru dia pulang dan ternyata keesokan harinya adikku meninggal, adik laki-lakiku yang menjadi wali nikahku. Aku terpuruk dan untungnya suamiku ada di dekatku, aku dikuatkannya. Lalu setelah itu kita kembali ke rantau lagi, rencana lebaran mulai tinggal bersama diundur lagi karna katanya suamiku ingin membeli sesuatu yang membutuhkan biaya besar, ya sudah aku menurut saja. Dan hari-hari ku lewati sungguh terasa sangat berat, aku selalu merindu suamiku, malam-malam tak jarang aku mengeluh ingin bertemu dan tinggal bersama saja, namun dia tak menghiraukannya. Sampai akhirnya di akhir Agustus 2019 dia berkomunikasi lagi dengan mantannya yang membawa petaka. Di bulan-bulan itu mungkin karna ikatan batin perasaanku selalu tak enak, mengeluh hampir setiap malam mengatakan ingin tinggal bersama saja, namun komunikasi masih lancar, dia tak menunjukan apapun yang membuatku curiga, ketika ku menyuruh dia pulang pun dia selalu yakinkan aku pasti pulang dengan serangkaian kata-kata manisnya. Dan ketika lebih dari 3 bulan tepatnya di acara 100 hari an adikku, dia pulang namun dengan membawa duka. Aku menemukan foto-foto dan chat selingkuh dia dengan sang pembawa petaka, wanita jahanam. Awalnya aku memaafkan namun dia mengulanginya, terus berulang hingga aku lelah sendiri dan putuskan tulis ini di blog pribadiku. Malam rabu, 10 Desember 2019, 13 hari lagi menuju hari ulang tahun pernikahanku yang mungkin takan pernah berulang tahun. Belum jatuh talak, dan dia tak memutuskan apa-apa, yang ku tau sampai sejauh ini dia bilang ingin bertahan jika aku bertahan tapi aku selalu memergoki nomornya berada di panggilan lain malam-malam ataupun dini hari. Aku selalu hancur dibuatnya. Dan mungkin aku ikhlaskan saja pernikahanku. Sangat berharap akan Allah berikan pasangan terbaik untukku, untuk menjadi partner ibadahku, dan memiliki keturunan untuk berjihad di jalan agama-Nya.
Oke, terima kasih. Itu kisah pilu yang menimpaku. Semoga banyak hikmah dan menjadikan aku lebih baik.
Komentar
Posting Komentar